Posted by : Edo prasetya Jumat, 25 Maret 2011

TKI Tewas Dalam Kecelakaan Kerja di Hsinchu

Tulungagung [KMIT-Online] Agus Purnomo (31), Tenaga Kerja Indonesia asal Desa Banjarejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, tewas saat bekerja. Ia tewas setelah tertimpa gulungan baja di tempat ia bekerja, di sebuah pabrik pipa (Pabrik Tian Sheng Steel) di daerah Hsinchu, Taiwan.

Saiful Harsori (28) adik korban, Minggu mengemukakan, keluarga mendapat kabar duka tersebut sejak 20 Agustus kemarin, atau sehari setelah kejadian berlangsung (19/8). "Ada keluarga yang mengabarkan jika Mas Agus meninggal dunia setelah terimpa gulungan baja di pabrik," katanya mengungkapkan. Menurut dia, rekan-rekan di sana (Taiwan) sempat membawanya ke rumah sakit terdekat, untuk mendapat perawatan. Sayangnya, nyawanya tidak dapat diselamatkan setelah ia mengalami pendarahan hebat di bagian kepala.
Saiful juga mengungkapkan, kakaknya tersebut berangkat ke Taiwan sejak Mei 2009 lalu. Sebelumnya, ia juga sudah pernah bekerja di sana pada 2004 lalu. Namun, saat disinggung PJTKI bersangkutan yang memberangkatkanya, ia mengaku tidak mengetahuinya.

Jenazah korban baru tiba di rumah duka Minggu (8/11) pagi. Oleh keluarga, jenazah langsung disalatkan sebentar dan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat. "Keluarga sudah ikhlas dengan kepergian korban," katanya dengan wajah yang masih sedih. Walaupun kabar kematiannya sudah tiga bulan lalu, istri korban, Juwita Puspita (28) masih terlihat sedih.

Dari pernikahanya dengan Juwita, Agus yang merupakan anak pasangan Didin (60) dan Sutin (58) tersebut dikarunai seorang anak perempuan bernama Ayu, yang saat ini masih berusia sembilan tahun.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung, Haryono mengatakan, pihaknya siap membantu pengurusan hak-hak korban, seperti asuransi, santunan, serta gaji. "Kami siap membantu tentang hak-hak korban. Jika ia berangkat secara resmi, kami akan berupaya untuk memberikan haknya, tetapi, jika di luar jalur resmi tersebut, kami kesulitan untuk membantunya," kata Haryono. [antara_news]

Lima Pekerja Menara Pemancar Tewas

indosiar.com, Jakarta - Peristiwa kecelakaan kerja kembali terjadi Kamis (28/08/08) kemarin, menimpa 5 orang pekerja saat sedang memperbaiki struktur menara pemancar RCTI. Mereka tewas setelah jatuh bersama gondola yang sedang dinaikkan dari ketinggian sekitar 50 meter.
Menara pemancar RCTI dikawasan Kebun Jeruk, Jakarta Barat kemarin siang memakan korban jiwa. 5 orang pekerja gondola terjatuh dari ketinggian sekitar 50 meter. Berdasarkan keterangan seorang warga saksi mata dilokasi kejadian berawal saat kelima korban berusaha menarik gondola keatas, tiba-tiba talinya putus dan gondola bersama 5 pekerja diatasnya pun meluncur jatuh dari ketinggian sekitar 50 meter.
Menurut pihak RCTI lewat siaran pers Corporate Secretary mereka Gilang Iskandar, peristiwanya terjadi saat para korban sedang mengerjakan proyek penguatan struktur pada salah satu menara pemancar yang mereka miliki itu.
Kelima pekerja yang tewas langsung dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan kini berada di kamar jenazah untuk dilakukan visum. Mereka masing-masing atas nama Budiono (38), warga Desa Papar Selatan, Kediri, Jawa Timur. Sugiono (29), warga Kalijurang, Brebes, Jawa Tengah. Sedangkan 3 lainnya yang belum diketahui alamatnya yakni Kasiono (43), Syahrial (39), dan Sutrisno (39).
Saat ini detail kejadiannya masih dalam penyelidikan pihak kepolisian termasuk pertanggungjawaban keamanan dan keselamatan kerja dari Rhon Product Internasional (RPI) perusahaan pelaksana proyek ini. (Tim Liputan/Sup)

Pipa Pabrik Bocor, Pekerja Tewas

indosiar.com, Serang - Seorang pekerja pembersih jaringan pipa pabrik tewas dan seorang lainnya tidak sadarkan diri akibat pipa milik sebuah perusahaan dimana mereka bekerja di Serang, Banten, bocor dan mengeluarkan zat kimia. Kejadian ini sempat membuat warga marah.
Setelah kedatangan warga ke lokasi PT Zulfindo Adi Usaha dikawasan Pulo Ampel Serang, Banten Kamis (18/10/07) kemarin, petugas keamanan perusahaan setempat lebih memperketat penjagaan. Sementara jenazah korban Abdul Muhli (22), korban yang tewas sempat divisum di Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon dan kemudian baru dibawa pulang ke rumah orangtuanya di Kampung Pengorengan Kecamatan Pulo Ampel, Serang, Banten.
Ali Misri, rekan Abdul Muhli yang berusaha menolong korban hingga berita ini diturunkan masih dirawat di ruang Anggrek RSKM. Ia akhirnya siuman setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit ini.
Sementara pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti kematian korban. Dugaan sementara korban tewas karena menghirup zat KCL. (Heni Murniati Supaidi/Sup)

Pekerja Tewas Jatuh dari Lantai 4 Paragon City

indosiar.com, Semarang - Peristiwa kecelakaan kerja di lokasi proyek pembangunan Paragon City dikawasan Jalan Pemuda, Semarang ini mengemparkan hingga sejumlah pekerja sempat menghentikan aktifitasnya. Pekerja yang tewas itu diketahui bernama Bambang Purnomo. Pria berusia 27 tahun ini, jatuh dari lantai 4 bangunan proyek saat sedang memasang saluran udara, disalah satu ruangan yang diproyeksikan digunakan untuk gedung cinema.
Tanpa menggunakan sabuk pengaman, korban diduga terpeleset dan langsung jatuh. Akibatnya korban terluka dibagian kepala, serta kaki dan tangannya patah. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Dr Kariyadi Semarang, namun nyawanya tidak tertolong.
Sejumlah petugas Polsekta Semarang Tengah langsung melakukan olah tempat kejadian untuk mendalami ada tidaknya unsur kelalaian dalam peristiwa kecelakaan kerja ini. Yang mengejutkan, polisi mendapat informasi, sebelum kejadian tewasnya seorang pekerja ini, dilokasi proyek yang sama ternyata telah tiga pekerja tewas akibat mengalami kecelakaan kerja, namun tidak diketahui polisi. (Agus Hermanto/Sup)


Kecelakaan Kerja/Kepala Dinas Pengawasan Bangunan Harus Dicopot 

JAKARTA – Tiga orang meninggal dunia dan 14 orang lainnya luka-luka akibat ambruknya bangunan tambahan yang sedang dibangun di Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (23/12) pukul 10.00 WIB.

Korban meninggal dunia adalah Abdul Hamid (tukang kopi), Iwan (pengendara Yamaha Mio bernomor polisi B 2643 BRT), dan satu orang yang belum diketahui identitasnya dan berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Korban luka adalah Dwi, Ridwan Firdaus, Iwan, Agus Safalah, Junaidi, Muheri, Santo, Imam Hanafi, Darso, Kasdi, Saryani, dan Agung (kuli panggul), serta Hamim dan Agus Supriyanto (mandor).

Bangunan tambahan yang roboh tersebut menempel di dinding sebelah timur bangunan utama Pusat Grosir Metro Tanah Abang, tepatnya di lantai tiga. Bangunan dengan panjang tujuh meter dan lebar kurang dari dua meter itu terdiri dari bata putih dan telah memasuki bulan keempat pembangunannya.

Lantai ditopang dengan tiga besi baja selebar 20 sentimeter. Baut yang mengaitkan besi penopang dengan tembok bangunan utama berjumlah enam buah dan panjang hanya sejengkal orang dewasa.

Jaelani, seorang pegawai bongkar muat Metro Tanah Abang, yang menjadi saksi mata menuturkan peristiwa terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu ia sedang mengeluarkan barang berupa tekstil dari mobil boks.

“Tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh. Kaki saya sempat tertimpa besi material. Namun saya cepat menyelamatkan diri masuk ke dalam gedung,” katanya.

Ia melanjutkan, di bawah bangunan tambahan yang runtuh, ada kegiatan bongkar muat barang dari sebuah perusahaan ekspedisi. Belasan pegawai bongkar muat sedang membongkar muatan dan tiba-tiba bangunan itu roboh. Reruntuhan bangunan itu juga menimpa mobil ekspedisi.

Menurut Jaelani, lokasi reruntuhan merupakan celah pemisah antara Bank BCA dan Pusat Grosir Metro Tanah Abang di Jalan Kebon Kacang I. Jalan ini biasanya dilewati orang yang ingin memotong jalan ke Jalan Kebon Kacang I.

“Untung masih pukul 10.00 WIB. Kalau sudah pukul 12.00 WIB pasti makin banyak orang lewat situ,” ujarnya.
  • Penyimpangan

Manager Building Pusat Grosir Metro Tanah Abang Setiarto Haryono menyatakan bangunan baru itu digunakan untuk toilet tambahan. Ia mengakui adanya penyimpangan dalam pendirian bangunan tambahan tersebut.

“Mungkin ada penyimpangan. Kita sedang mencari tahu di mana penyimpangan itu terjadi. Mungkin ada kesalahan spesifikasi, seperti penggunaan baja dan bahan material yang tidak sesuai. Itu bisa saja terjadi,” tambah Setiarto.

Kepala Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) Hari Sasongko menegaskan agar peristiwa itu tidak terulang, pihaknya mengeluarkan surat perintah penghentian pelaksanaan pembangunan (SP4) kepada pengembang PT Jagad Baja Prima Utama, Rabu (23/12).

“Bangunan konstruksi baja atau pembangunan Pusat Grosir Metro Tahap II kita hentikan hari ini dan besok (hari ini) akan kita segel. Tindakan ini kita lakukan untuk mengevaluasi struktur bangunan, apakah ada kelemahan struktur atau tidak,” kata Hari.

Hari mengakui lemahnya pengawasan yang dilakukannya. Hal itu terjadi karena minimnya petugas Dinas P2B. Seharusnya pemilik bangunan juga mengetahui bahwa penambahan konstruksi itu dilengkapi izin dari Dinas P2B.

Anggota Komis D DPRD Mohamad Sanusi mengatakan Hari harus dicopot. Sebab dia seing mengeluh kekurangan pengawas. Alasan itu hanya mengada-ada.

“Bila sudah banyak korban meninggal dunia, dia bilang kurang orang, ya kita ganti saja karena dia tidak bisa mengawasi,” tegas Sanusi.
wan/M-3

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Edo Prasetya - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -